KOMPAS.com - MENJADI langsing adalah dambaan kebanyakan kaum
hawa. Tak ayal, sebagian dari mereka menjadi kebingungan bila lengan, perut,
atau paha sudah tampak gelambir lemak. Apalagi, kegemukan juga identik dengan
masalah kesehatan.
Sebaliknya, orang langsing
dinilai lebih cantik, menarik dilihat, bahkan juga dianggap lebih sehat.
Alhasil, banyak orang yang menjadwalkan diet dalam kesehariannya demi memiliki
bentuk tubuh langsing. Ada orang yang mau menjalankan diet dengan perlahan, ada
juga orang yang ingin kurus dengan cara instan.
Cuma, tak sedikit orang yang
salah kaprah tentang diet. Mereka menganggap makan adalah biang kerok
kegemukan. Untuk mengurangi berat badan, mereka lantas mengurangi asupan
makanan secara drastis. Untuk mengurangi berat badan, mereka mengurangi asupan
makanan dengan drastis. Padahal, sebenarnya diet adalah mengelola asupan kalori
yang kita konsumsi
Cara mengurangi asupan
makanan yang sekarang ini banyak menggejala adalah dengan puasa berlebihan atau
dengan memuntahkan makanan yang sudah dimakan. Jika di sekitar Anda ada yang
melakukan ini dalam pola makannya, "Bisa dicurigai mereka mengalami
gangguan pola makan atau eating disorder," ujar guru besar Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono.
Maklum, kian lama penderita
gangguan pola makan seperti ini kian banyak. Menurut hasil penelitian Institut
Robert Koch pada tahun 2008, setiap lima dari warga negara di Eropa yang
berusia antara 11 sampai dengan 17 tahun memperlihatkan gejala-gejala terjadi
gangguan pola makan mereka.
Mengincar remaja putri
Sependapat, Sarlito bilang,
remaja putri memang lebih rentan mengalami eating
disorder jika dibandingkan dengan
wanita usia dewasa atau bahkan dengan pria. "Karena di kalangan mereka,
imaji perempuan cantik itu harus langsing," kata Sarlito.
Ada dua jenis gangguan pola
makan yang cukup terkenal, yaitu anoreksia
nervosa dan bulimia. Anoreksia adalah
menahan makanan masuk ke dalam tubuh karena takut kenyang lalu gemuk. Penderita
anoreksia biasanya tidak mau makan, meskipun lapar dan nafsu makannya tidak
terganggu. Jika makan, mereka biasanya mengasup sedikit saja.
Bulimia memiliki ciri
berbeda. Penderita bulimia biasanya memuntahkan kembali makanan yang telah ditelannya
dengan cara mengorek kerongkongan dan merangsang-mual. Mereka juga kerap
menggunakan obat pencahar untuk mengeluarkan makanan dari tubuh sesegera
mungkin.
Berat badan penderita eating disorder biasanya sangat ringan, bahkan sampai di bawah normal.
Selain kurus, penderita eating disorder juga terlihat memiliki rambut dan kuku tipis, serta
kulit yang kering.
Sarlito menilai, biasanya
orang menderita anoreksia dan bulimia lebih disebabkan oleh faktor psikologis.
Mereka tidak percaya diri dengan keadaan tubuhnya. Celakanya, mereka kerap
menyangkal sedang terkena gangguan.
"Tapi, mereka akan terus
menolak makanan meskipun tubuh mereka telah menjadi sangat kurus," ujar
dia. Untuk menghentikannya, penderita harus dibawa ke psikiater dan
dikombinasikan dengan penanganan medis. Dorongan dari keluarga dan teman juga
dibutuhkan untuk meningkatkan kepercayaan diri lagi.
Namun, Suhanto Kasmali,
Kepala Bidang Pelayanan Medik Rumahsakit Dharmais, Jakarta Timur, menambahkan
bahwa berat badan yang menurun secara drastis bisa juga karena kelainan fungsi
organ tubuh atau adanya infeksi dalam tubuh.
"Ini juga bisa menyebabkan anoreksia," ujar dia. Untuk itu, "Mereka harus segera dibawa ke rumahsakit agar diketahui penyebabnya.
"Ini juga bisa menyebabkan anoreksia," ujar dia. Untuk itu, "Mereka harus segera dibawa ke rumahsakit agar diketahui penyebabnya.
Jarang mau berobat, pilih bunuh diri
Selama paradigma cantik
identik dengan langsing tak memudar, maka penderita anoreksia dan bulimia juga
akan terus bertambah. Begitu salah satu kesimpulan penelitian Royal College of
Psychiatrists di Inggris.
Sepanjang tahun 2009 lalu,
penelitian tersebut menyebutkan kalau perempuan lebih sering terkena gangguan
pola makan dibandingkan dengan pria. Dalam penelitian disebutkan: tubuh dari
1.000 wanita menderita gangguan pola makan.
Sedangkan pada pria hanya
satu dari 1.000 pria menderita gangguan ini. Ini juga diperkuat hitung-hitungan
Eating Disorder Association, yaitu; sebanyak 1,15 juta penduduk Inggris
menderita gangguan pola makan sepanjang 2009.
Sayangnya, hanya sekitar
60.000 sampai 90.000 saja yang menjalani pemulihan dan pengobatan. Bahkan,
dalam sebuah penelitian pasien penyimpanan cara makan di Amerika Serikat,
sebesar 15% penderita anoreksia meninggal karena bunuh diri, infeksi, masalah
pencernaan, dan malnutrisi alias kekurangan nutrisi. (Sanny Cicilia Simbolon)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar